Selasa sore di Pulau Taliabu. Matahari mulai condong ke barat. Di sepanjang jalan Fangahu, sejumlah orang dari yang santai berkaos oblong celana komprang sampai yang berbaju koko dan peci berdiri di tepi jalan, tangan mereka sibuk membagikan paket takjil kepada para pengendara yang melintas. Ada kolak pisang. Ada es buah. Juga kurma dan roti manis. Semua gratis. Semua dari hati.

Paguyuban Sedulur Jawa Taliabu (SJT) memilih bulan Ramadhan untuk mempererat persaudaraan. "Indahnya berbagi, eratkan persaudaraan," begitu tema yang mereka usung. Tak hanya di jalan Fangahu, paket takjil juga mereka antar ke masjid-masjid di Bobong dan sekitarnya. Masjid Baitul Izza di Fangahu. Ponpes Kilong. Masjid Air Minggu. Masjid di Mangga Satu Kebun Janda. Bahkan sampai ke Masjid Ratahaya, yang jaraknya cukup jauh.

"Tujuan utama kami sederhana: berbagi dan mempererat persaudaraan," kata Bima Sumpono, koordinator lapangan kegiatan ini. "Sekaligus mengenalkan bahwa di Taliabu sudah ada paguyuban Jawa. Jadi, bagi warga Jawa yang sedang merantau atau bertugas di sini, mereka tahu ada tempat untuk bersilaturahmi." 


Bima tak berlebihan. Keberadaan SJT memang mulai dikenal luas. Apalagi, beberapa tokoh penting di Pulau Taliabu juga berasal dari Jawa dan telah bergabung dalam paguyuban ini. Sebut saja Kepala Kejaksaan Negeri Pulau Taliabu, Nurwinardi. Juga Danramil Pulau Taliabu, Kusairi, serta Kapolres Pulau Taliabu, Totok Handoyo. "Mereka sangat mendukung kegiatan ini," tambah Bima. "Dengan semangat yang luar biasa."

Di tanah rantau, solidaritas sangat berharga. Itulah yang dijaga oleh SJT. Sebuah tempat untuk saling bersandar, berbagi cerita, dan membantu sesama. "Meski kami bukan saudara sedarah, bukan satu golongan, bukan rekan kerja, tetapi kami punya satu kesamaan: berasal dari tanah Jawa, jauh dari leluhur kami. Itu yang mengikat kami di sini," ujar Bima.

Ramadhan masih panjang. SJT berjanji, kegiatan ini bukan yang terakhir. "Selama masih bisa berbagi, kenapa tidak?" tutup Bima, tersenyum.

Di tepi jalan Fangahu, takjil terakhir telah dibagikan. Adzan maghrib berkumandang. Waktu berbuka tiba. Dalam kehangatan berbagi, persaudaraan semakin erat.