LUGAS | Bantul – Sebanyak 21 pesilat usia dini dari Perguruan Pencak Silat Nasional (Persinas) ASAD Bantul tampil impresif dalam Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) 2025 tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Kejuaraan yang digelar di Gedung Olahraga Wifa Sport Center, Palbapang, Bantul, pada 5-7 Februari 2025 ini menjadi ajang unjuk kebolehan para pesilat muda sekaligus upaya pencarian bibit unggul.

Ketua Panitia Sulkhan Dewantoro mengatakan Kejurkab IPSI 2025 bertujuan meningkatkan prestasi atlet lokal serta menjaring talenta muda dari berbagai perguruan pencak silat. Tahun ini, sebanyak 420 pesilat dari berbagai sekolah dan perguruan bertarung dalam beberapa kategori usia dini. “Peserta telah melewati seleksi dan memenuhi syarat kesehatan jasmani serta rohani. Semua juga terdaftar dalam program BPJS yang difasilitasi oleh sekolah masing-masing,” kata Sulkhan kepada Tempo, Rabu, 7 Februari 2025.



Dominasi Persinas ASAD

Persinas ASAD Bantul tampil sebagai salah satu kekuatan dominan dalam kejuaraan ini. Perguruan tersebut sukses menyabet 21 medali, terdiri dari 8 emas, 9 perak, dan 4 perunggu. Keberhasilan ini tak lepas dari latihan intensif yang dilakukan para pesilat, dukungan penuh dari pelatih dan pengurus perguruan, serta persiapan matang sebelum bertanding.

Salah satu pesilat yang mencuri perhatian adalah Pawestri Astaghfari Jannata. Pesilat belia itu tampil mengesankan di kelas A putri dan berhasil meraih medali emas. Kemenangan ini, menurutnya, adalah buah dari kerja keras dan disiplin selama latihan. “Saya bersyukur bisa memberikan yang terbaik. Terima kasih kepada pelatih dan keluarga yang selalu mendukung,” ujar Pawestri.

Sekretaris Persinas ASAD, Lukman Hidayat, S.H., mengapresiasi capaian anak-anak asuhnya. Menurutnya, Kejurkab IPSI adalah kesempatan berharga untuk meningkatkan keterampilan bertanding para pesilat muda. “Mereka tidak hanya belajar teknik bertarung, tetapi juga memahami aturan pertandingan dan meningkatkan mental kompetitif,” kata Lukman.




Membidik PON dan Menjaga Warisan Budaya

Lebih dari sekadar ajang kompetisi, kejuaraan ini juga menjadi sarana melestarikan budaya pencak silat di kalangan generasi muda. Lukman berharap para pesilat binaannya bisa terus berkembang dan berkiprah di tingkat nasional, bahkan internasional. “Kami ingin mencetak atlet yang bisa menembus Pekan Olahraga Nasional (PON). Pencak silat bukan sekadar olahraga, tapi juga warisan budaya yang harus kita jaga menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Selain menumbuhkan semangat kompetisi, Kejurkab IPSI 2025 juga menjadi ajang pembentukan karakter bagi para pesilat muda. Sportivitas, disiplin, dan nilai-nilai luhur pencak silat diajarkan dalam setiap sesi latihan dan pertandingan. Dengan dukungan berbagai pihak, pencak silat di Bantul diharapkan semakin berkembang dan mampu melahirkan atlet berprestasi di panggung nasional maupun internasional.




Laporan Wisnu Jatmiko
Editor: Mahar Prastowo