LUGAS | Kota Bekasi - Badan Gizi Nasional (BGN) secara resmi memulai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahun 2025. Pelaksanaan program dilaksanakan Senin, 6 Januari 2025 melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan dilakukan secara bertahap, menyesuaikan dengan jadwal masuk peserta didik sekolah. Pemerintah menargetkan pemberian Makan Bergizi Gratis untuk 15 hingga 20 juta penerima manfaat tahun ini, mulai dari peserta didik jenjang PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, balita, ibu hamil, hingga ibu menyusui.
Seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tampak di SMP Negeri 30 Kota Bekasi, Rabu, 8 Januari 2025. Siswa terlihat lebih antusias menyantap makanan yang disajikan. Menu makan bergizi gratis hari ini terdiri dari nasi, ayam goreng, tahu, capcay, dan buah salak. Menu makan tersebut berbeda dari hari kedua yang menyajikan nasi, tempe, olahan telor, sayur capcay, dan buah semangka. Hadirnya lauk ayam tampaknya membuat para siswa lebih bersemangat menghabiskan makanan mereka. “Menu makanan hari ini saya suka, ada ayamnya,” ujar haidil ali, siswi kelas 7.1.
Pembagian makan bergizi gratis yang di mulai pada pukul 11.00 wib, di bagikan secara serentak kepada kelas 7, 8 dan 9, sebanyak 973 siswa mendapatkan makan semua. Tampak hadir dalam pelaksanaan di hari ke tiga program makan gratis bergizi ( MBG), Babinsa jati asih, Serma agus Haryanto, Petugas monitoring BGM kelurahan jatiasih, Perwakilan Komite sekolah, Anggota jaring.
Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan dengan lancar dan anak sangat antusias dalam menyantap makanan tersebut.
Pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul merupakan kunci bagi kemajuan suatu bangsa. Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menempatkan hal ini sebagai prioritas utama dalam mewujudkan visi Indonesia yang maju, mandiri, dan berkeadilan. Salah satu program andalan yang dirancang untuk mendukung agenda tersebut adalah Program Makan Bergizi Gratis.
Program ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi masyarakat, khususnya anak-anak dan kelompok rentan, tetapi juga memiliki korelasi erat dengan peningkatan kualitas SDM Indonesia dan juga pemberdayaan ekonomi di daerah dengan akumulasi perputaran uang beredar di daerah dan pertumbuhan ekonomi inklusif.
(Kartono/Agus W)
1 komentar