LUGAS | Jakarta Timur – Stabilitas keamanan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024 menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur. Seminar bertema “Penanganan Konflik Sosial” yang diadakan di Fave Hotel PGC Cililitan pada 19 November 2024 mengumpulkan 100 peserta dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Polres Metro Jakarta Timur, akademisi, dan tokoh masyarakat, guna merumuskan langkah konkret pencegahan konflik.
Ketua Panitia, Kasubdit Kewaspadaan Dini Masyarakat Suku Badan Kesbangpol Jakarta Timur Mohamad Jajuli, dalam laporan sambutan saat pembukaan acara menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang damai.
“Jakarta Timur adalah corong terdepan. Jika Jakarta Timur aman, wilayah Jakarta lainnya akan aman,” tegasnya.
Sambutan serupa disampaikan Kepala Suban Kesbangpol Jakarta Timur, Handoko Murhestriarso, yang menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam mendukung amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.
Strategi Mengelola Konflik: Perspektif Pakar dan Praktisi
Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama yang memaparkan pandangan strategis tentang penanganan konflik sosial. Paparan Polres Metro Jakarta Timur oleh Panit Binpolmas Polres Metro Jakarta Timur IPTU Agus Syamsudin, S.P menyoroti pentingnya deteksi dini dalam mencegah eskalasi konflik dengan melakukan pemantauan intensif terhadap potensi gangguan seperti tawuran pelajar, konflik ormas, dan ancaman lainnya.
Dari sudut pandang akademisi, Dr. Dina Kristina, M.Si., menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat. Ia menekankan bahwa komunikasi asertif dan toleransi sosial adalah kunci dalam menjaga harmoni di tengah keberagaman.
"Konflik seringkali muncul karena kurangnya empati dan dialog yang konstruktif. Dengan komunikasi yang efektif, konflik dapat diminimalkan," ujarnya.
Sementara itu, Drs. Tafdil, M.Si., memberikan pandangan tentang pemberdayaan masyarakat sebagai agen inspirator dalam menciptakan ketahanan sosial.
"Masyarakat harus menjadi bagian dari solusi, bukan hanya objek kebijakan," ungkapnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk aktif dalam kegiatan seperti sistem keamanan lingkungan (siskamling) dan gotong royong.
Sinergi Antar-Instansi dan Inovasi Kebijakan
Melalui kegiatan ini diharapkan menghasilkan beberapa rekomendasi strategis, termasuk penguatan sinergi antara Kepolisian, TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pembentukan Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) juga menjadi salah satu langkah konkret untuk memastikan keamanan lokal, khususnya dalam menghadapi dinamika global.
Di sisi lain, penggunaan teknologi informasi dalam memantau potensi konflik juga ditekankan. Langkah ini bertujuan agar respons terhadap ancaman bisa lebih cepat dan tepat.
Harapan Menuju Jakarta Timur yang Harmonis
Dengan semakin kompleksnya tantangan sosial di Jakarta Timur, peran masyarakat menjadi sangat penting.
Keberhasilan Pilkada tidak hanya bergantung pada penyelenggara, tetapi juga partisipasi aktif masyarakat.
Seminar dan dialog ini dapat menjadi awal dari sinergi yang lebih baik dalam menciptakan Jakarta Timur yang aman dan damai dengan pesan optimisme dari para narasumber, yang mendorong masyarakat untuk terus menjaga harmoni sosial sebagai bagian dari perjalanan Jakarta menuju kota global.
"Kita semua punya tanggung jawab untuk menjadikan Jakarta Timur lebih baik," pungkas Dr. Dina.
Galeri Kegiatan:
Tidak ada komentar