Ketua Persinas Asad Pasangkayu Gelar Pesta Pernikahan Ala Pendekar, Seremonial Penuh Tradisi dan Makna

Ketua Persinas Asad Pasangkayu Gelar Pesta Pernikahan Ala Pendekar, Seremonial Penuh Tradisi dan Makna


LUGAS | Pasangkayu - Ketua Persinas Asad Kabupaten Pasangkayu, Bisri Remba, menciptakan momentum yang tak terlupakan pada 31 Agustus 2024, ketika menggelar pesta pernikahan anak keduanya dengan nuansa yang sangat unik dan penuh makna, berbeda dari pernikahan pada umumnya. Pesta pernikahan tersebut diadakan dalam suasana yang kental dengan tradisi dan nilai-nilai luhur pencak silat, menyerupai pernikahan keluarga perguruan zaman dahulu.

Dalam upacara yang sakral itu, tidak hanya pengantin, tetapi juga orang tua, keluarga, dan tamu undangan yang hadir mengenakan pakaian khas pesilat, memberikan kesan kuat akan kecintaan dan kebanggaan keluarga terhadap seni bela diri tradisional Indonesia. "Kami sengaja melakukan ini karena cinta dan bangganya keluarga kami terhadap nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Pencak Silat dan Perguruan, yaitu Persinas Asad," ungkap Bisri Remba ketika dikonfirmasi di sela-sela acara.
 


Tak hanya pada busana, keunikan acara ini juga tercermin dalam prosesi sebelum akad nikah dimulai. Di lokasi yang sama, salah satu pesilat Persinas Asad, Hasan, menampilkan Seni Tunggal IPSI, sebuah pertunjukan yang memperlihatkan keterampilan bela diri tunggal. Hasan, yang sudah dikenal di wilayah Kabupaten Pasangkayu hingga Sulawesi Barat, berhasil memukau para tamu undangan dengan kemahirannya.

"Jarang sekali ada acara pernikahan seperti ini. Luar biasa, unik, menarik, dan klasik namun tetap elegan dan sakral," komentar Haji Sunoto dan istri, salah satu tamu undangan yang hadir, mengungkapkan kekaguman mereka terhadap konsep pernikahan tersebut.
 
 
Acara ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk keluarga besar Persinas Asad seperti Dewan Pembina dan Pengurus Persinas. Kehadiran Kepala KUA Sarudu, Kepala Desa Bulumario, serta beberapa tokoh masyarakat setempat menambah kesakralan dan kehormatan pada pernikahan ini, menandakan dukungan penuh terhadap pelestarian tradisi dan seni bela diri pencak silat di tengah masyarakat modern.

Pernikahan yang dilaksanakan dengan suasana "ala pendekar" ini bukan hanya mencerminkan kekayaan budaya dan warisan leluhur, tetapi juga mengingatkan pentingnya menjaga dan menghargai nilai-nilai tradisional dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam momen-momen penting seperti pernikahan. Sebuah simbol bahwa cinta pada budaya dan tradisi bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk dalam peristiwa yang sakral dan penuh kebahagiaan seperti ini.


Tidak ada komentar