LUGAS | Bantul – Sebanyak 10 mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terlibat dalam kegiatan kuliah lapangan bertema “Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas,” di kawasan wisata Pasar Blumbang, Wirokerten, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Rabu, 21 Agustus 2024. Kegiatan ini juga mencakup penanaman bibit pohon dan pelepasan 15 ekor burung sebagai bagian dari upaya konservasi lingkungan.
Dengan didampingi oleh dosen pengampu, pamong desa Wirokerten, dan relawan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), para mahasiswa mendapat paparan langsung tentang kebijakan dan program kerja penanggulangan bencana dari Carik Kalurahan Wirokerten, Rini Widyastuti. Dalam sambutannya, Rini menyampaikan pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai karakteristik wilayah dalam merancang strategi penanggulangan bencana yang tepat guna.
“Komunitas lokal yang memahami kondisi wilayahnya dapat memberikan kontribusi berharga dalam merancang strategi penanggulangan bencana yang efektif. Pemerintah kalurahan, di sisi lain, memiliki kewenangan dan sumber daya yang diperlukan untuk mengimplementasikan kebijakan dan program penanggulangan bencana tersebut,” ujar Rini.
Sakir Ridho Wijaya, S.IP., M.IP., dosen pengampu program studi Ilmu Pemerintahan UMY, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman ilmiah dan teknis yang mendalam kepada mahasiswa tentang berbagai jenis bencana serta cara menanggulangi risiko yang ditimbulkannya. Kegiatan ini diharapkan dapat membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang diperlukan untuk berkontribusi dalam menciptakan satuan aman bencana berbasis komunitas.
Dalam kesempatan yang sama, Wisnu Jatmiko, anggota FPRB, menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam penanggulangan bencana. Ia menyoroti perlunya sinergi antara mahasiswa, komunitas, dan pemerintah dalam meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat tentang bencana. “Kolaborasi ini sangat penting untuk membentuk masyarakat yang lebih tangguh dan siap menghadapi berbagai bencana yang mungkin terjadi,” kata Wisnu.
Kegiatan ini juga melibatkan penanaman bibit pohon dan pelepasan satwa burung sebagai simbol upaya pelestarian alam, yang merupakan bagian integral dari strategi pengurangan risiko bencana. Mahasiswa dan relawan bekerja sama dalam setiap tahapan kegiatan, menciptakan suasana kebersamaan dan komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Diharapkan, kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana pendidikan bagi mahasiswa, tetapi juga sebagai inspirasi bagi komunitas lokal untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan bencana. Edukasi dan kesiapsiagaan bencana menjadi prioritas bersama untuk mengurangi risiko dan dampak dari bencana yang tak terhindarkan.
Dengan partisipasi aktif dari berbagai pihak, Desa Wirokerten berharap dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal sinergi penanggulangan bencana berbasis komunitas. (L/wis)
Tidak ada komentar