LUGAS l Kota Bekasi - Pengendalian penyebaran Covid-19 di kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi dilakukan dengan dengan memperkuat dan mengoptimalkan kerja perangkat yang ada seperti sekretaris kelurahan (Sekel), para kepala seksi pemberdayaan masyarakat dan pembangunan (Sie Permasbang), seksi kesejahteraan sosial (Sie Kesos), serta Sie Trantibum.
"Selain itu dengan puskesmas kami kordinasi 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) agar pengawasan dan penanganan setiap kasusnya dapat terkendali," ujar H. Isnaini, Lurah Pejuang di kantornya, Jalan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Senin 01 Maret 2021.
Dengan memperkuat 3 T, kasus orang tanpa gejala atau OTG yang berpotensi semakin menambah luas penyebaran Covid-19 juga tidak akan bebas berkeliaran. Pasalnya, testing dan tracing yang cepat bisa membuat pasien terpapar Covid-19 segera diberikan treatment (perawatan).
“Jika setiap kasus baru langsung ditangani dan tracing serta testingnya cepat maka perkembangan Covid-19 dapat dikendalikan serta dapat menekan laju penyebaran Covid-19 di desa atau kelurahan,” kata H. Isnaini.
Menurutnya untuk memutus rantai Covid-19 tidak bisa sendiri, Semua pihak harus bekerjasama dan saling mendukung dari ketua RT, Ketua RW, Puskesmas, Lurah, Kasie, pamor. "Semuanya tidak bisa berjalan sendiri, harus aktif dan saling berkordinasi," tegasnya.
Kepedulian dan empati juga harus benar-benar diwujudkan tanpa melihat perbedaan.
"Semua bekerjasama dan saling kordinasi. Selain kordinasi 3T dengan puskesmas kami perintahkan kasie kesos ke masjid, ke mushola. Ada 31 masjid, 28 mushola dan beberapa masjid ta'lim. Jadi kasie kesos dan tim setiap hari dari jam 08.00 pagi sampai jam 10.00 roadshow ke masjid, ke mushola dan majlis ta'lim mengingatkan DKM-nya supaya mematuhi protokol kesehatan, dalam pelaksanaan kegiatan beribadah harus prokes 4 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari kerumunan. Misal kegiatan di masjid/Mushola kapasitasnya 50 orang, berarti yang boleh hanya setengahnya yaitu 25 orang," terang H. Isnaini.
Dikatakannya, kasie permasbang dan tim juga ditugaskan setiap hari mengunjungi lokasi keramaian khususnya pasar, "ada 3 pasar di pejuang, ada pasar pejuang pratama di RW 06, pasar di RW 08 dan pasar family."
Lanjutnya, "jadi tim permasbang setiap hari melakukan uar-uar di lokasi-lokasi strategis untuk menyampaikan prokes 4M. Sekarang bagaimana bisa membudayakan keluar rumah pakai masker, apabila lupa tidak bawa masker kami berikan himbauan dan kami juga siapkan nasker."
Soal sosialisasi protokol kesehatan, ia tugaskan kasipem trantibum dan sekel ke wilayah RW yang paparan Covid masih cukup tinggi guna melakukan pemantauan.
Lebih lanjut lurah Isnaini memyampaikan bahwa untuk warga yang isolasi mandiri di siapkan logistiknya, seperti sembako, buah-buahan dan vitamin.
"Kami menyiapkan sembako, kita bekerja sama dengan beberapa perusahaan yang ada di wilayah kami, kita minta CSR-nya. Contoh di Pejuang ini ada yang memproduksi Mie Sedap, Alhamdulillah mereka mengirimkan ke kami, kemarin juga dari perusahaan ada yang memberikan beras, jadi kita punya stok. Tiga pilar kita juga cukup kompak dan Bu Camat juga cukup aktif," urai Lurah H. Isnaini.
Ia berharap kepada warga untuk sekarang ini untuk kalangan apapun supaya mematuhi Prokes 4 atau 5 M dan jika ada warga, teman, saudara yang terpapar agar jangan dijauhi.
"Ayo kita Berikan semanga!" tegasnya.
Lurah yang dikenal supel dan gemar blusukan itu menyampaikan bahwa dirinya sudah 25x di swab dan hasilnya negatif.
"Saya sudah 25x diswab dan hasilnya negatif, prinsipnya kalau kita niat kerja atau kita bertetangga dengan tujuannya lillaahi ta'ala, dengan tujuan yang baik, insya Allah semua akan berjalan baik," ujar H. Isnaini.
"Selain itu dengan puskesmas kami kordinasi 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) agar pengawasan dan penanganan setiap kasusnya dapat terkendali," ujar H. Isnaini, Lurah Pejuang di kantornya, Jalan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Senin 01 Maret 2021.
Dengan memperkuat 3 T, kasus orang tanpa gejala atau OTG yang berpotensi semakin menambah luas penyebaran Covid-19 juga tidak akan bebas berkeliaran. Pasalnya, testing dan tracing yang cepat bisa membuat pasien terpapar Covid-19 segera diberikan treatment (perawatan).
“Jika setiap kasus baru langsung ditangani dan tracing serta testingnya cepat maka perkembangan Covid-19 dapat dikendalikan serta dapat menekan laju penyebaran Covid-19 di desa atau kelurahan,” kata H. Isnaini.
Menurutnya untuk memutus rantai Covid-19 tidak bisa sendiri, Semua pihak harus bekerjasama dan saling mendukung dari ketua RT, Ketua RW, Puskesmas, Lurah, Kasie, pamor. "Semuanya tidak bisa berjalan sendiri, harus aktif dan saling berkordinasi," tegasnya.
Kepedulian dan empati juga harus benar-benar diwujudkan tanpa melihat perbedaan.
"Semua bekerjasama dan saling kordinasi. Selain kordinasi 3T dengan puskesmas kami perintahkan kasie kesos ke masjid, ke mushola. Ada 31 masjid, 28 mushola dan beberapa masjid ta'lim. Jadi kasie kesos dan tim setiap hari dari jam 08.00 pagi sampai jam 10.00 roadshow ke masjid, ke mushola dan majlis ta'lim mengingatkan DKM-nya supaya mematuhi protokol kesehatan, dalam pelaksanaan kegiatan beribadah harus prokes 4 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari kerumunan. Misal kegiatan di masjid/Mushola kapasitasnya 50 orang, berarti yang boleh hanya setengahnya yaitu 25 orang," terang H. Isnaini.
Dikatakannya, kasie permasbang dan tim juga ditugaskan setiap hari mengunjungi lokasi keramaian khususnya pasar, "ada 3 pasar di pejuang, ada pasar pejuang pratama di RW 06, pasar di RW 08 dan pasar family."
Lanjutnya, "jadi tim permasbang setiap hari melakukan uar-uar di lokasi-lokasi strategis untuk menyampaikan prokes 4M. Sekarang bagaimana bisa membudayakan keluar rumah pakai masker, apabila lupa tidak bawa masker kami berikan himbauan dan kami juga siapkan nasker."
Soal sosialisasi protokol kesehatan, ia tugaskan kasipem trantibum dan sekel ke wilayah RW yang paparan Covid masih cukup tinggi guna melakukan pemantauan.
Lebih lanjut lurah Isnaini memyampaikan bahwa untuk warga yang isolasi mandiri di siapkan logistiknya, seperti sembako, buah-buahan dan vitamin.
"Kami menyiapkan sembako, kita bekerja sama dengan beberapa perusahaan yang ada di wilayah kami, kita minta CSR-nya. Contoh di Pejuang ini ada yang memproduksi Mie Sedap, Alhamdulillah mereka mengirimkan ke kami, kemarin juga dari perusahaan ada yang memberikan beras, jadi kita punya stok. Tiga pilar kita juga cukup kompak dan Bu Camat juga cukup aktif," urai Lurah H. Isnaini.
Ia berharap kepada warga untuk sekarang ini untuk kalangan apapun supaya mematuhi Prokes 4 atau 5 M dan jika ada warga, teman, saudara yang terpapar agar jangan dijauhi.
"Ayo kita Berikan semanga!" tegasnya.
Lurah yang dikenal supel dan gemar blusukan itu menyampaikan bahwa dirinya sudah 25x di swab dan hasilnya negatif.
"Saya sudah 25x diswab dan hasilnya negatif, prinsipnya kalau kita niat kerja atau kita bertetangga dengan tujuannya lillaahi ta'ala, dengan tujuan yang baik, insya Allah semua akan berjalan baik," ujar H. Isnaini.
Sementara itu Edy Mulyawan, Ketua RW 026 Taman Harapan Baru kelurahan Pejuang merasa nyaman bersinergi dengan lurah Isnaini. Baginya isnaini adalah pemimpin yang progresif.
"Pak lurah kami itu progresif, maksudnya profesional, gesit, responsif dan inovatif," kata Edy.
Dikatakan Edy, hampir aktifitas lurah 70% waktunya berada di lapangan, dengan langsung mendatangi RW-RW dan RT yang ada di lingkungan kelurahan Pejuang, menyelesaikan permasalahan yang timbul, berkoordinasi dan berkomunikasi aktif dan produktif dengan seluruh pihak berkepentingan di masyarakat.
"Sebagai sumber motivasi dan inovasi utk rekan-rekan pengurus RT dan RW, pak lurah selalu berpesan untuk ajak masyarakat sebagai subjek dari pembangunan dalam kegiatan yang ada di lingkungan, jadi masyarakat merasa memiliki dan merawat kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungnya. Buat dan temukan keunikan serta kearifan lokal yang ada di masing-masing RW, dimana tiap-tiap RW mempunyai warna yang berbeda," urai Edy tentang sosok lurah H. Isnaini.
Edy mencontohkan, keragaman dan perbedaan itu kerapkali justru berupa kelebihan, Seperti RW ada yang maju dengan Posyandu-nya, ada RW yang kuat dengan program PKK-nya, ada RW yang bagus dengan program Hydroponik-nya dan usaha usaha lainnya, atau majelis taklim, karang tarunanya dan sebagainya.
Masih urai Edy, banyak sinergi yang dibangun oleh pak lurah dengan 3 pilarnya yaitu babinsa, bhabinkamtibmas serta petugas kelurahan atau pamor yang ada di setiap RW. Seperti operasi bareng penegakan disiplin protokol kesehatan, sosialisasi dan edukasi langsung ke masyarakat dengan woro-woro berkeliling menggunakan mobil, penyemprotan disinfektan dan fogging keliling.
Untuk berkeliling koordinasi dilakukan ke berbagai stake holder seperti menggunakan mobil kelurahan, pemadam kebakaran, mobil PMI, mobil polri dan sebagainya.
Guna pencegahan persebaran covid-19, lurah juga senantiasa berkoordinasi dengan puskesmas perihal pelaksanaan 3 T, PCR, swab dan rapid test di beberapa lokasi RW di Kelurahan Pejuang.
Selain itu, lurah juga memfasilitasi dan membantu lintas RW perihal kebutuhan logistik bila ada warga terpapar covid yang membutuhkan perawatan lebih lanjut ke RSUD atau RS rujukan untuk perawatan.
"Semua dilakukan oleh pak lurah, sebagai pemimpin di kelurahan Pejuang ini," tutup Edy.
"Pak lurah kami itu progresif, maksudnya profesional, gesit, responsif dan inovatif," kata Edy.
Dikatakan Edy, hampir aktifitas lurah 70% waktunya berada di lapangan, dengan langsung mendatangi RW-RW dan RT yang ada di lingkungan kelurahan Pejuang, menyelesaikan permasalahan yang timbul, berkoordinasi dan berkomunikasi aktif dan produktif dengan seluruh pihak berkepentingan di masyarakat.
"Sebagai sumber motivasi dan inovasi utk rekan-rekan pengurus RT dan RW, pak lurah selalu berpesan untuk ajak masyarakat sebagai subjek dari pembangunan dalam kegiatan yang ada di lingkungan, jadi masyarakat merasa memiliki dan merawat kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungnya. Buat dan temukan keunikan serta kearifan lokal yang ada di masing-masing RW, dimana tiap-tiap RW mempunyai warna yang berbeda," urai Edy tentang sosok lurah H. Isnaini.
Edy mencontohkan, keragaman dan perbedaan itu kerapkali justru berupa kelebihan, Seperti RW ada yang maju dengan Posyandu-nya, ada RW yang kuat dengan program PKK-nya, ada RW yang bagus dengan program Hydroponik-nya dan usaha usaha lainnya, atau majelis taklim, karang tarunanya dan sebagainya.
Masih urai Edy, banyak sinergi yang dibangun oleh pak lurah dengan 3 pilarnya yaitu babinsa, bhabinkamtibmas serta petugas kelurahan atau pamor yang ada di setiap RW. Seperti operasi bareng penegakan disiplin protokol kesehatan, sosialisasi dan edukasi langsung ke masyarakat dengan woro-woro berkeliling menggunakan mobil, penyemprotan disinfektan dan fogging keliling.
Untuk berkeliling koordinasi dilakukan ke berbagai stake holder seperti menggunakan mobil kelurahan, pemadam kebakaran, mobil PMI, mobil polri dan sebagainya.
Guna pencegahan persebaran covid-19, lurah juga senantiasa berkoordinasi dengan puskesmas perihal pelaksanaan 3 T, PCR, swab dan rapid test di beberapa lokasi RW di Kelurahan Pejuang.
Selain itu, lurah juga memfasilitasi dan membantu lintas RW perihal kebutuhan logistik bila ada warga terpapar covid yang membutuhkan perawatan lebih lanjut ke RSUD atau RS rujukan untuk perawatan.
"Semua dilakukan oleh pak lurah, sebagai pemimpin di kelurahan Pejuang ini," tutup Edy.
Laporan Agus Wiebowo
Editor: Mahar Prastowo
Tidak ada komentar