Drs. Andi Alfian Mallarangeng, M.Sc., Ph.D, Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat
LUGAS | Jakarta
- Berkedok penyaluran bantuan bencana, sebanyak 9 orang mewakili 9 DPC Partai Demokrat diundang ke Jakarta. Tetapi setibanya
di Hotel Aston Rasuna Said, mereka justru kaget karena malah dipertemukan dengan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jendral (P) Moeldoko dan membahas KLB (Kongres Luar Biasa) sebagai sarana mendudukkan Moeldoko sebagai Ketua Umum PD untuk modal ikut bursa Capres 2024.
Sialnya, para kader militan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu setelah bertemu Moeldoko malah lapor kepada DPP, karena loyal kepada Ketum mereka.
Guna mendokumentasikan secara jelas, demikian diungkapkan Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng, dilakukan penelusuran dari kesaksian
para kader yang bertemu Moeldoko dan dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Hal itu menjadi alasan
kenapa Ketum AHY menanyakan langsung pada Presiden Jokowi lewat surat untuk konfirmasi benar tidaknya kata-kata Moeldoko kepada kader-kader Partai Demokrat tersebut.
Sebaliknya, Relawan Benteng Jokowi (Bejo) mengatakan Ketua Umum DPP Partai
Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) salah alamat dengan mengirim
surat ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Seharusnya AHY mempertanyakan
situasi desas-desus kudeta Partai Demokrat kepada internal Partai
Demokrat sendiri."Lah
kenapa bisa kader-kader Partai Demokrat ketemu Pak Moeldoko Kepala Staf
Presiden (KSP). Internal Partai Demokrat harus diselesaikan internal
mereka sendiri. Jelas ini salah alamat dengan melibatkan Presiden
Jokowi," ujar Jak TW. Tumewan Kawengian, Ketua Umum Benteng Jokowi (Bejo) saat di
wawancarai, Kamis (04/02/2021).
Menurutnya,
kalau ada Partai Demokrat hadir menemui Moeldoko dan beliau menyatakan
akan maju sebagai Capres 2024 adalah hal yang biasa dalam politik. Kata
Papa Jak sapaan akrabnya, kenapa bisa kader-kader Partai dari daerah
hadir berdialog dan berdiskusi dengan Moeldoko.
Jak TW Tumewan Kawengian, Ketua Umum Relawan Bejo, Waketum DPP Partai UKM
"Pak Moeldoko kan
bisa menerima tamu darimapun dan partai apapun. Apalagi pertemuan itu
sifatnya pribadi beliau dan bukan atas nama pemerintah. Kenapa harus
kirim surat kepada Presiden Jokowi, sungguh aneh tapi nyata," ujar Papa
Jak yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Usaha Kecil Menengah
(Partai UKM).
"Partai Demokrat dibawah kepemimpinan AHY introspeksi diri dan mengevaluasi internalnya sendiri, kalau ada aspirasi dari bawah menggelar Kongres Luar Biasa (KLB)," tegasnya.
"Partai Demokrat dibawah kepemimpinan AHY introspeksi diri dan mengevaluasi internalnya sendiri, kalau ada aspirasi dari bawah menggelar Kongres Luar Biasa (KLB)," tegasnya.
"Saran kami sebagai Relawan Jokowi, sebaiknya Partai Demokrat jaga diri sendiri dan atau jaga gawang sendiri. Ngak perlu ngurusin gawang orang lain yang jauh di depan," kata Papa Jak.
Penjelasan Andi Mallarangeng
Kepala
Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengaku telah mendapat restu Presiden
Jokowi untuk maju sebagai calon presiden (capres) 2024. Bahkan mantan
panglima TNI itu juga mengklaim ada dua partai di lingkar istana yang
mendukungnya.
Hal
ini diungkapkan Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Andi
Mallarangeng berdasarkan informasi yang dikumpulkan Partai Demokrat
terkait upaya “kudeta” kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurut
Andi, ada sekitar 9 orang mewakili 9 DPC datang ke Jakarta karena
undangan pertemuan terkait penyaluran bantuan bencana. Tetapi setibanya
di Hotel Aston, kawasan Rasuna Said, mereka justru kaget. “Sampai
Jakarta malah dipertemukan dengan pak Moeldoko,” kata Andi saat
dihubungi media ini, Kamis (4/2/2021).
Dalam
pertemuan itu, lanjut Andi, Moeldoko langsung berbicara tentang Kongres
Luar Biasa (KLB) dan menyatakan kesiapannya untuk maju menjadi Ketua
Umum DPP Partai Demokrat melalui KLB. Moeldoko mengatakan bakal maju
sebagai calon presiden (capres) di 2024.
Bukan
hanya mengklaim direstui Presiden Jokowi dan sejumlah menteri, Moeldoko
pun mengaku didukung dua partai politik di lingkaran istana. “Untuk
2024 katanya didukung PKB dan didukung Nasdem, tinggal Demokrat, begitu
katanya,” ungkap Andi.
Andi
mengungkapkan, pertemuan dengan Moeldoko rencananya akan dilanjutkan
dalam beberapa gelombang. Tetapi berantakan lantaran sudah terlanjur
dilaporkan kepada AHY.
“Maunya
beberapa gelombang, tapi ini baru gelombang pertama. Cuma setelah
ketemu Pak Moeldoko teman-teman ini malah lapor kepada DPP, malah lapor
kepada Ketum. Karena loyal sama ketum,” kata Andi.
Dari
laporan kader, lanjut Andi, DPP melakukan penelusuran dari kesaksian
para kader dan itu semua dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP)
masing-masing, supaya jelas kalau (secara) tertulis. Itulah alasan
kenapa Ketum AHY menanyakan langsung pada Presiden Jokowi lewat surat.
“Karena ada berita begitu-begitu
kita tanya sama pak Jokowi, kirim surat baik-baik dengan sopan, benar
nggak kata-kata pak Moeldoko itu pada kader-kader kami? Begitu...” jelas
Andi Mallarangeng. [L]
Klik Editor Desk Politik
Klik Editor Desk Politik
Tidak ada komentar