LUGAS | Colombo - Setelah 39 tahun tidak ada presiden Indonesia yang mengunjungi Sri Lanka, kedatangan Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Kolombo pada Rabu (24/1) disebut sebagai kunjungan bersejarah.
“Kunjungan Presiden Indonesia yang pertama setelah 39 tahun dan tahun ini juga kita memperingati 66 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Sri Lanka,” ucap Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Kolombo.
Dalam pertemuan dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena, Jokowi menyampaikan beberapa usulan seper ikerjasama di bidang perkeretaapian. Di mana PT INKA telah beberapa kali melakukan pertemuan teknis dengan mitranya di Sri Lanka.
“Mudah-mudahan dengan kunjungan Presiden ini akan ada tindak lanjut yang konkret, yaitu ekspor dari gerbong, baik gerbong penumpang maupun gerbong barang dari PT. INKA,” lanjut Retno.
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan ketertarikan Indonesia untuk turut berpartisipasi di dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka yang tengah dilakukan secara besar-besaran. Dengan terjalinnya kerjasama yang semakin banyak,diperlukan adanya wadah konsultasi yang sifatnya reguler. “Kedua kepala Negara juga sepakat akan dibentuk Joint Consultant Meeting secara reguler yang akan diketuai menteri luar negeri kedua negara,” imbuhnya lagi.
Sementara itu, Presiden Sirisena mengharapkan agar jumlah siswa Lemhannas dari Sri Lanka dapat ditingkatkan serta peningkatan capacity building di bidang pendidikan dan pariwisata, yakni pemberdayaan guru dan pemandu wisata.
Setelah pertemuan, kedua presiden juga menyaksikan penandatanganan tiga kerjasama yaitu MoU Kerjasama SAR untuk meningkatkan kemampuan aeronautical dan maritime Search and Rescue (SAR); MoU Kerjasama Pendidikan Tinggi, dan mendorong realisasi konkret kerjasama ini melalui Pengembangan kapasitas bagi pengajar dan mahasiswa.
Pembentukan jejaring kerjasama risetantar universitas dan pusat penelitian; dan penandatanganan MoU Kerjasama Pemberantasan Pengedaran Narkoba dan Psikotropika dengan fokus pada Penegakan hukum dan Pembangunan kapasitas.
Di sela-sela kunjungan, juga dilakukan pertemuan bisnis antara Indonesia dan SriLanka. Telah pula ditandatangani MoU Kerjasama antara Kamar Dagang dan Industri kedua negara.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Sri Lanka merupakan awal dari kunjungan kenegaraan ke lima negara di kawasan Asia Selatan, Pakistan,Bangladesh, Afghanistan, dan India. Dalam akun Faceboo kresminya, Presiden mengatakan akan meluangkan waktu untuk mengunjungi kamp pengungsi Muslim Rohingya di Cox Bazar, Bangladesh.
Sebelum bertolak menuju Sri Lanka, Presiden terlebih dahulu meninjau pengiriman bantuan bagi para pengungsi Rohingya yang sedang disiapkan di pangkalan TNI AU di Halim Perdanakusuma. Pada Kamis sore, Presiden dijadwalkan menghadiri sejumlah agenda resmi KTT ASEAN – India di Hotel Taj Diplomatic Enclave, New Delhi.
Kepala Negara akan mengikuti upacara penyambutan “ASEAN-India Commemorative Summit” dan peluncuran “ASEAN-India Commemorative Stamps”. KTT dalam rangka memperingati 25 tahun hubungan kerjasama antara India dengan ASEAN itu kemudian akan dilanjutkan dengan plenary session yang mengusung tema India Shared Values, Common Destiny, serta peninjauan pameran 20 lukisan oleh pelukis ASEAN-India, hingga jamuan makan malam oleh Perdana Menteri India Narendra Modi.
Diaspora Indonesia di Sri Lanka
Diantara rangkaian kegiatan dalam kunjungan di Sri Lanka, Presiden Jokowi juga bertemu dengan ratusan diaspora Indonesia di negeri ceylon tersebut.
Dalam sejarahnya, banyak keturunan Indonesia sejak abad pertengahan mendiami negeri tersebut dan menduduki posisi penting, bahkan Karaeng Sangunglo adalah pahlawan bangsa Sri Lanka yang sangat dihormati hingga kini.
Salah satu orang penting keturunan Indonesia yang masih hidup, mantan pejabat tinggi militer Srilanka keturunan Madura yang fasih berbahasa Indonesia, Brigadir Jendral (purn) Samayraan Buhary Sally.
Tony Saldin, yang menjadi Presiden Sri Lanka Indonesia Frienship Association (SLIFA), juga seorang generasi keenam keturunan Madura di Srilanka, yang meski sempat berkunjung ke Indonesia, hanya pergi ke Cirebon dan Jakarta, tidak sampai ke kampung halamannya di madura.
Selain itu adapula DR. R.S. Drahaman, seorang dokter spesialis bedah THT yang juga keturunan Madura.
Keturunan Indonesia di Sri Lanka kini mencapai lebih dari 50.000 orang berdarah Ambon, Banda, Bali, Bugis, Jawa, Madura, Sumenep dan Sumatra.
[L]
Tidak ada komentar