LUGAS | Jakarta - Mungkin diantara Anda ada yang cukup familiar dengan lagu “Cinta Karet” yang sempat popular di era tahun 80-an. Lagu ini dipopulerkan oleh Amastasia Dau, yang kini telah beralih profesi menjadi seorang notaris.
Meski sempat terjun ke dunia selebritis selama kurang lebih dua puluh lima tahun, wanita yang akrab disapa Amastasia ini lebih memilih untuk melanjutkan karirnya di dunia hukum. Bagi dia, dunia hukum bukan merupakan hal yang tabu. Sang ayah yang merupakan seorang pengacara, menjadi salah satu inspirasi baginya untuk terjun ke dunia hukum.
Selepas lulus sekolah sekitar tahun 1994, dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Hukum Universitas Trisakti dan selama kuliah, Amastasia sempat bekerja di kantor advokat milik ayahnya. Dari pengalamannya tersebut, dia memutuskan untuk lebih memilih bidang notariat untuk menjadi seorang notaris ketimbang menjadi seorang pengacara.
Selepas lulus sekolah sekitar tahun 1994, dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Hukum Universitas Trisakti dan selama kuliah, Amastasia sempat bekerja di kantor advokat milik ayahnya. Dari pengalamannya tersebut, dia memutuskan untuk lebih memilih bidang notariat untuk menjadi seorang notaris ketimbang menjadi seorang pengacara.
Setelah lulus dari Fakultas Hukum Trisakti, dia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Universitas Indonesia dan mengambil jurusan notariat. “Ketika itu saya masih eksis di dunia selebritis dan membintangi beberapa sinetron, hingga tahun 2001,” ujar Amastasia.
Setelah lulus dari Universitas Indonesia sekitar tahun 2002, Ama memutuskan untuk tidak langsung terjun menjadi seorang notaris dan lebih memilih untuk mengurus keluarga. Setelah vakum selama empat tahun, baru pada 2006 dia memutuskan untuk terjun ke bidang kenotariatan dan menjadi seorang notaris. “Awalnya saya di Depok, baru pada 2011 saya hijrah ke Jakarta,” katanya.
Amastasia merasa senang menjadi seorang notaris, karena selain dapat menyalurkan passion-nya di bidang hukum, dia juga memiliki cukup waktu untuk mengurus keluarga. “Waktunya itu jadi lebih flexibel, sehingga saya bisa dengan mudah mengatur waktu antara pekerjaan dan mengurus keluarga.”
Amastasia menambahkan, dengan kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia yang cukup pesat sekarang ini, membuat fungsi seorang notaris menjadi sangat dibutuhkan. Terlebih dengan meningkatnya kepedulian masyarakat khususnya para pelaku bisnis yang cukup tinggi terhadap hukum perikatan atau perjanjian bisnis. “Bagi Anda yang ingin terjun ke dunia notaris, jangan ragu karena peluangnya cukup besar,” tambah Amastasia.
[L/LJ]
Setelah lulus dari Universitas Indonesia sekitar tahun 2002, Ama memutuskan untuk tidak langsung terjun menjadi seorang notaris dan lebih memilih untuk mengurus keluarga. Setelah vakum selama empat tahun, baru pada 2006 dia memutuskan untuk terjun ke bidang kenotariatan dan menjadi seorang notaris. “Awalnya saya di Depok, baru pada 2011 saya hijrah ke Jakarta,” katanya.
Amastasia merasa senang menjadi seorang notaris, karena selain dapat menyalurkan passion-nya di bidang hukum, dia juga memiliki cukup waktu untuk mengurus keluarga. “Waktunya itu jadi lebih flexibel, sehingga saya bisa dengan mudah mengatur waktu antara pekerjaan dan mengurus keluarga.”
Amastasia menambahkan, dengan kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia yang cukup pesat sekarang ini, membuat fungsi seorang notaris menjadi sangat dibutuhkan. Terlebih dengan meningkatnya kepedulian masyarakat khususnya para pelaku bisnis yang cukup tinggi terhadap hukum perikatan atau perjanjian bisnis. “Bagi Anda yang ingin terjun ke dunia notaris, jangan ragu karena peluangnya cukup besar,” tambah Amastasia.
[L/LJ]
Tidak ada komentar