LUGAS | Palembang - Kabar telah ditemukannya puing pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, membuat keluarga Khairunnisa, pramugari AirAsia pupus harapan. Mereka pasrah dan hanya bisa berdoa agar jasad dara cantik itu segera ditemukan dan bisa dibawa pulang ke Palembang, Sumatera Selatan.
Suasana haru seketika menyelimuti kediaman Nisa, sapaan akrab Khairunnisa, kala tayangan televisi menginformasikan penemuan mayat para korban dan puing pesawat AirAsia yang jatuh, Minggu pagi.
Begitu mengetahui kabar terbaru dari pencarian pesawat itu, mereka berdatangan ke rumah Nisa di Jl Pipa, Kelurahan Pipa Reja, Kecamatan Kemuning. Berkumpul di ruang tamu rumah, tangis mereka pun pecah.
“Astagfirullah, Nisa,” ucap seorang perempuan berjilbab yang diketahui bernama Lilis, bibi Khairunnisa, saat melihat tayangan evakuasi mayat korban AirAsia yang terapung.
Dia terlihat sangat terpukul. Dari mulutnya tak berhenti mengucap kalimat istighfar. "Kami pasrah, inilah cobaan dan pasti ada hikmahnya," katanya.
Di balik kesedihan itu, terselip sedikit kelegaan dengan telah jelasnya lokasi pesawat dan nasib semua penumpang dan kru pesawat itu. "Kami keluarga meminta apa pun yang terjadi, Nisa harus dibawa pulang ke Palembang. Semoga ada mukjizat dari Allah," ungkap Lilis mengusap matanya yang sembap dengan jilbabnya.
Ia menjelaskan, keluarga besar di Palembang masih menunggu informasi pasti dari orang tua dan dua saudara Nisa yang berada di Juanda.
"Pukul 14.50 WIB tadi (kemarin), Cek Ana (ibunda Nisa) menelepon memberitahukan kalau Ikhsan (kakak Nisa) diajak naik pesawat TNI AU menuju lokasi untuk membantu mengenali jenazah yang telah ditemukan. Mungkin salah satunya ada Nisa," paparnya.
Suasana haru seketika menyelimuti kediaman Nisa, sapaan akrab Khairunnisa, kala tayangan televisi menginformasikan penemuan mayat para korban dan puing pesawat AirAsia yang jatuh, Minggu pagi.
Begitu mengetahui kabar terbaru dari pencarian pesawat itu, mereka berdatangan ke rumah Nisa di Jl Pipa, Kelurahan Pipa Reja, Kecamatan Kemuning. Berkumpul di ruang tamu rumah, tangis mereka pun pecah.
“Astagfirullah, Nisa,” ucap seorang perempuan berjilbab yang diketahui bernama Lilis, bibi Khairunnisa, saat melihat tayangan evakuasi mayat korban AirAsia yang terapung.
Dia terlihat sangat terpukul. Dari mulutnya tak berhenti mengucap kalimat istighfar. "Kami pasrah, inilah cobaan dan pasti ada hikmahnya," katanya.
Di balik kesedihan itu, terselip sedikit kelegaan dengan telah jelasnya lokasi pesawat dan nasib semua penumpang dan kru pesawat itu. "Kami keluarga meminta apa pun yang terjadi, Nisa harus dibawa pulang ke Palembang. Semoga ada mukjizat dari Allah," ungkap Lilis mengusap matanya yang sembap dengan jilbabnya.
Ia menjelaskan, keluarga besar di Palembang masih menunggu informasi pasti dari orang tua dan dua saudara Nisa yang berada di Juanda.
"Pukul 14.50 WIB tadi (kemarin), Cek Ana (ibunda Nisa) menelepon memberitahukan kalau Ikhsan (kakak Nisa) diajak naik pesawat TNI AU menuju lokasi untuk membantu mengenali jenazah yang telah ditemukan. Mungkin salah satunya ada Nisa," paparnya.
Tidak ada komentar