LUGAS | Jakarta - Tak berbeda dengan era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga ada posisi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Senin (19/1) lalu, Presiden Jokowi melantik sembilan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta.
Sembilan anggota Wantimpres itu yakni; Abdul Malik Fajar (Muhammadiyah), Ahmad Hasyim Muzadi (NU), Jan Darmadi (NasDem), M Yusuf Kartanegara (PKPI), Rusdi Kirana (PKB), Sidharto Danusubroto (PDIP), Sria Diningsih, Subagyo Hadi Siswoyo (Hanura) dan Suharso Monoarfa (PPP).
Aroma politis bagi-bagi posisi pun kental terasa. Sebab, enam dari sembilan anggota Wantimpres berasal dari parpol koalisi pendukung Jokowi saat pilpres lalu. Pengamat Politik LIPI Firman Noor menilai penunjukan orang-orang tersebut membuktikan Jokowi tak bisa merealisasikan janji kampanyenya dulu. Menurutnya, hal ini menunjukkan Jokowi tidak konsisten karena dulu berjanji tidak mau bagi-bagi kursi.
"Pada akhirnya memang siapapun itu butuh sekelompok orang yang secara chemistry cocok agar bisa langsung bekerja, dari sisi itu bisa dipahami, cuma di sisi lain menimbulkan kritik bahwa Jokowi jilat ludahnya sendiri karena mungkin terlalu bersemangat akhirnya dia butuh dukungan politik dari partai yang ada," terang Firman, Senin.
Polemik pun semakin mencuat. Kali ini sosok Jan Darmadi atau yang dikenal dengan panggilan Apiang yang menjadi sorotan.
Adalah Sosiolog dari Universitas Indonesia, Thamrin Amal Tomagola, yang mengritik keras dipilihnya ketua Majelis Tinggi Partai NasDem itu sebagai anggota Wantimpres. Thamrin prihatin mengapa Jokowi memilih bos judi sebagai anggota Wantimpres.
"Keprihatinan Sore: Atagfirullah, Bos Judi, Jan Darmadi alias Apiang dilantik hari ini jadi Anggota Wantimpres! Pemberi pertimbangan judi?" tulis Thamrin Amal Tomagola melalui akun Twitter-nya, Senin.
"Oh Jokowi, Kalla, Mega dan Palloh, bencana apa lagi yg ingin kalian timpakan atas bangsa ini ? Bos judi PENASEHAT PRESIDEN ?" tulisnya.
[L/merdeka]
Sembilan anggota Wantimpres itu yakni; Abdul Malik Fajar (Muhammadiyah), Ahmad Hasyim Muzadi (NU), Jan Darmadi (NasDem), M Yusuf Kartanegara (PKPI), Rusdi Kirana (PKB), Sidharto Danusubroto (PDIP), Sria Diningsih, Subagyo Hadi Siswoyo (Hanura) dan Suharso Monoarfa (PPP).
Aroma politis bagi-bagi posisi pun kental terasa. Sebab, enam dari sembilan anggota Wantimpres berasal dari parpol koalisi pendukung Jokowi saat pilpres lalu. Pengamat Politik LIPI Firman Noor menilai penunjukan orang-orang tersebut membuktikan Jokowi tak bisa merealisasikan janji kampanyenya dulu. Menurutnya, hal ini menunjukkan Jokowi tidak konsisten karena dulu berjanji tidak mau bagi-bagi kursi.
"Pada akhirnya memang siapapun itu butuh sekelompok orang yang secara chemistry cocok agar bisa langsung bekerja, dari sisi itu bisa dipahami, cuma di sisi lain menimbulkan kritik bahwa Jokowi jilat ludahnya sendiri karena mungkin terlalu bersemangat akhirnya dia butuh dukungan politik dari partai yang ada," terang Firman, Senin.
Polemik pun semakin mencuat. Kali ini sosok Jan Darmadi atau yang dikenal dengan panggilan Apiang yang menjadi sorotan.
Adalah Sosiolog dari Universitas Indonesia, Thamrin Amal Tomagola, yang mengritik keras dipilihnya ketua Majelis Tinggi Partai NasDem itu sebagai anggota Wantimpres. Thamrin prihatin mengapa Jokowi memilih bos judi sebagai anggota Wantimpres.
"Keprihatinan Sore: Atagfirullah, Bos Judi, Jan Darmadi alias Apiang dilantik hari ini jadi Anggota Wantimpres! Pemberi pertimbangan judi?" tulis Thamrin Amal Tomagola melalui akun Twitter-nya, Senin.
"Oh Jokowi, Kalla, Mega dan Palloh, bencana apa lagi yg ingin kalian timpakan atas bangsa ini ? Bos judi PENASEHAT PRESIDEN ?" tulisnya.
[L/merdeka]
Tidak ada komentar