LUGAS | Bima - Suasana Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, saat ini mencekam setelah seorang pria bernama Muhammad tewas subuh tadi. Ia tewas karena bentrok antarwarga Kelurahan Dara dan Tanjung, Kecamatan Rasanae Barat, di Jalan Poros yang berbatas dengan kedua kelurahan itu, Rabu, 24 Desember 2014.
"Ia tewas karena diserang sekelompok orang di lokasi kejadian," kata Kepala Kepolisian Kota Bima Ajun Komisaris Besar Andri Sahri, Rabu, 24 Desember 2014 .
Menurut Andri, Muhammad tewas dengan beberapa bekas luka panah dan parang di tubuhnya. Akibat peristiwa ini, ratusan keluarga korban marah dan tak puas terhadap polisi. Mereka menduduki kantor polisi setelah membawa jenazah keluar dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima.
"Motifnya masih dicari. Apakah terkait dengan bentrok antarwarga sebelumnya atau tidak, ujarnya.
Massa dari keluarga korban sempat melempari aparat kepolisian yang sedang menjaga massa di lapangan. Polisi pun berhasil membubarkan mereka. Setelah massa mengusung jenazah, warga langsung mendatangi kantor polisi di Tanjung, dan kantor Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan di sana.
Sejumlah toko dan rumah makan ditutup. Puluhan bus antarkota dan antarprovinsi yang biasa parkir di Terminal Dara, Bima, dievakuasi ke lokasi perbatasan Kota Bima dan Kabupaten Bima.
Asap api terlihat di mana-mana, ibu-ibu yang berdagang di Pasar Rakyat meninggalkan dagangan dan berlari menuju arah timur. Mereka tidak berani menyelamatkan diri ke kantor polisi, karena ada kabar bahwa semua kantor polisi akan dibakar oleh massa. "Kami ke lapangan saja, mau ke kantor polisi takut dibakar," kata Aminah, pedagang bahan pokok di Pasar Besar Bima. [L/Tempo]
Tidak ada komentar