LUGAS | Lamongan - Mantan Kombatan, peneliti bom dan terorisme, Ali Fauzi mengingatkan pada pemerintah bahwa masih banyak pengikut radikalisme di Lamongan, Jawa Timur dan di Indonesia yang ingin berperang ke Irak dan Syria.
Bahkan mereka yang ingin berjuang bersama Islamic Stafe Of Iraq and Syam (ISIS).
"Pemerintah tidak punya hak melarang mereka untuk berjuang ke Irak maupun Syiriah,"ungkap Ali Fauzi diacara talk show yang diprakarsai oleh Kesbangpol dengan tema Memupuk Jiwa Nasionalisme untuk Menangkal Radikalisme Dalam Rangka Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Rabu (20/8/2014) di salah satu aula pertemuan salah satu hotel di Jl Sunan Drajad.
Sejak ISIS mendeklarasikan diri di Indonesia sudah muncul dukungan. Itu dibuktikan pada Maret 2014 ada demo HI yang mendukung ISIS.
Meledaknya adalah kaum jihadist dan Islamist di berbagai tempat seperti Jabodetabek, Solo, Malang, Bekasi, Bima, Makasar, Ambon berbaiat kepada ISIS. "Dan jumlahnya lebih dari 2000 orang sudah berbaiat,"ungkap Ali Fauzi yang juga adik Trio Bom Bali ini.
Mereka bahkan tak perduli dengan ancaman pemerintah Indonesia yang akan mencabut hak kewarnegaraannya kalau turut berjuang ke Iraq bersama ISIS. Mereka itu tak butuh pengakuan hak warga negara, tapi mati Syahid adalah tujuannya.
Alasan lain adalah, mereka tidak perang di Indonesia tapi di luar negeri.
Setidaknya, lanjut Ali Fauzi ada dua faktor alasan mereka tetap ingin berperang melawan orang kafir (orang yang berada di luar alirannya, red), yakni rindu khilafah.
Di kalangan Islamis ada kesadaran bahwa sistem kenegaraan yang sesuai dengan tuntutan Al-quran dan Sunnah adalah khilafah Islamiyah.
Dan kedua adalah Nubuwat soal Syria. Dalam berbagai hadist nabi disebutkan bahwa perang akhir zaman akan terjadi si Syria. Imam Mahdi akan berperang melawan Djalal di sana. Imam Mahdi akan dibantu oleh pasukan panji - panji hitam.
"Dan ISIS dianggap sebagai pembawa panji hitam. Dan inilah salah satu alasan sebagian jihadi dari Indonesia berangkat perang ke Syria,"ungkap Ali Fauzi.
Buat para pendukung ISIS di Indonesia, mereka melihat ISIS melaksanakan prinsip keberpihakan dan permusuhan (al wala wal baro, Red Arab) dengan sangat konsisten. Keras terhadap orang kafir lemah lembut terhadap umat Islam.
"Dan hal ini ditunjukkan bagaimana ISIS memberikan pelayanan publik,"tandasnya.
Ditambahkan, penyebaran faham ISIS di Indonesia juga sangat canggih, kuncinya ada di Aman Abdurrahman yang ada dalam penjara.
Dia ini yang setiap hari menerjemahkan tulisan - tulisan faham ISIS. Tulisan - tulisan itu kemudian disebarkan dan diartikulasikan lewat pengajian, media sosial seperti facebook, twiter, media online al-mustaqbal. "Dan ini sudah lebih dari dua tahun,"katanya.
Dari mana Aman mendapatkan materi padahal ia ada dalam penjara ? menurut Ali Fauzi, dari pembesuk dan dari HP yang dipegangya.
Tapi, diakhir pembicaraannya, untuk mengidentifikasi anggota ISIS memang susah kecuali yang pernah aktif dalam gerakan jihad dan mengikuti perkembangan mereka.
Bahkan mereka yang ingin berjuang bersama Islamic Stafe Of Iraq and Syam (ISIS).
"Pemerintah tidak punya hak melarang mereka untuk berjuang ke Irak maupun Syiriah,"ungkap Ali Fauzi diacara talk show yang diprakarsai oleh Kesbangpol dengan tema Memupuk Jiwa Nasionalisme untuk Menangkal Radikalisme Dalam Rangka Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Rabu (20/8/2014) di salah satu aula pertemuan salah satu hotel di Jl Sunan Drajad.
Sejak ISIS mendeklarasikan diri di Indonesia sudah muncul dukungan. Itu dibuktikan pada Maret 2014 ada demo HI yang mendukung ISIS.
Meledaknya adalah kaum jihadist dan Islamist di berbagai tempat seperti Jabodetabek, Solo, Malang, Bekasi, Bima, Makasar, Ambon berbaiat kepada ISIS. "Dan jumlahnya lebih dari 2000 orang sudah berbaiat,"ungkap Ali Fauzi yang juga adik Trio Bom Bali ini.
Mereka bahkan tak perduli dengan ancaman pemerintah Indonesia yang akan mencabut hak kewarnegaraannya kalau turut berjuang ke Iraq bersama ISIS. Mereka itu tak butuh pengakuan hak warga negara, tapi mati Syahid adalah tujuannya.
Alasan lain adalah, mereka tidak perang di Indonesia tapi di luar negeri.
Setidaknya, lanjut Ali Fauzi ada dua faktor alasan mereka tetap ingin berperang melawan orang kafir (orang yang berada di luar alirannya, red), yakni rindu khilafah.
Di kalangan Islamis ada kesadaran bahwa sistem kenegaraan yang sesuai dengan tuntutan Al-quran dan Sunnah adalah khilafah Islamiyah.
Dan kedua adalah Nubuwat soal Syria. Dalam berbagai hadist nabi disebutkan bahwa perang akhir zaman akan terjadi si Syria. Imam Mahdi akan berperang melawan Djalal di sana. Imam Mahdi akan dibantu oleh pasukan panji - panji hitam.
"Dan ISIS dianggap sebagai pembawa panji hitam. Dan inilah salah satu alasan sebagian jihadi dari Indonesia berangkat perang ke Syria,"ungkap Ali Fauzi.
Buat para pendukung ISIS di Indonesia, mereka melihat ISIS melaksanakan prinsip keberpihakan dan permusuhan (al wala wal baro, Red Arab) dengan sangat konsisten. Keras terhadap orang kafir lemah lembut terhadap umat Islam.
"Dan hal ini ditunjukkan bagaimana ISIS memberikan pelayanan publik,"tandasnya.
Ditambahkan, penyebaran faham ISIS di Indonesia juga sangat canggih, kuncinya ada di Aman Abdurrahman yang ada dalam penjara.
Dia ini yang setiap hari menerjemahkan tulisan - tulisan faham ISIS. Tulisan - tulisan itu kemudian disebarkan dan diartikulasikan lewat pengajian, media sosial seperti facebook, twiter, media online al-mustaqbal. "Dan ini sudah lebih dari dua tahun,"katanya.
Dari mana Aman mendapatkan materi padahal ia ada dalam penjara ? menurut Ali Fauzi, dari pembesuk dan dari HP yang dipegangya.
Tapi, diakhir pembicaraannya, untuk mengidentifikasi anggota ISIS memang susah kecuali yang pernah aktif dalam gerakan jihad dan mengikuti perkembangan mereka.
[tribun]
Tidak ada komentar