TABLOIDLUGAS.COM | Jakarta - Ketua Tim Kemenangan Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud MD menyesalkan pernyataannya yang ditayangkan salah satu televisi nasional tidak lengkap.
"Ada statement saya yang dimuat tak lengkap oleh TV Swasta sehingga menjadi tak utuh dan memberi kesan seakan-akan saya menyatakan Jokowi sudah menang pilpres dan Prabowo kalah," katanya di Jakarta, Minggu [20/07] malam. Ia menambahkan dikesankan juga dirinya sudah mengembalikan mandat sebagai Timkamnas.
"Yang benar, saya ditanya, 'bagaimana persiapan Tim Prabowo-Hatta menghadapi penetapan KPU 22 Juli yang akan datang ?, Saya menjawab: Timkamnas biasa-biasa saja, menunggu keputusan KPU dan tidak mengerahkan massa," katanya.Kalau ada pun, kata dia, bukanlah timkamnas melainkan relawan.
Kemudian ditanya lagi tentang rencana Timkamnas setelah 22 Juli maka saya menjawab tergantung keputusan KPU. Dirinya masih percaya Prabowo-Hatta menang berdasar data yang kami punya."Tapi kalau ternyata Jokowi yang menang maka saya tentu harus menerimanya secara fair," katanya.
"Saya akan menyampaikan kepada Prabowo-Hatta bahwa saya gagal mengantar Prabowo menang. Terlepas dari soal menang atau kalah tanggal 22 Juli itu saya akan mengembalikan mandat karena Timkamnas itu memang hanya sampai keluarnya keputusan KPU," katanya.
Timkamnas tidak akan ikut jika ada proses hukum ke MK. "Kalau harus ke MK, baik Prabowo yang digugat (krn menang) maupun yang menggugat (karena kalah) maka saya tidak ikut," katanya. Yang mengurus ke MK itu Tim Hukum, bukan Timkamnas. Demi kode etik, sebagai mantan ketua MK saya tidak bisa mengurus perkara di MK.
"Itulah yang saya katakan kepada Metro TV, Kompas TV, dan Trans 7. Tapi Metro TV mengambil bagian-bagian tertentu yang memberi kesan seakan-akan saya mengatakan Prabowo-Hatta sudah kalah," katanya. Pilpres 2014, diikuti dua pasang capres/cawapres, Prabowo-Hatta nomor urut 1 dan Joko Widodo-Jusuf Kalla nomor urut 2. (L/ant )
"Ada statement saya yang dimuat tak lengkap oleh TV Swasta sehingga menjadi tak utuh dan memberi kesan seakan-akan saya menyatakan Jokowi sudah menang pilpres dan Prabowo kalah," katanya di Jakarta, Minggu [20/07] malam. Ia menambahkan dikesankan juga dirinya sudah mengembalikan mandat sebagai Timkamnas.
"Yang benar, saya ditanya, 'bagaimana persiapan Tim Prabowo-Hatta menghadapi penetapan KPU 22 Juli yang akan datang ?, Saya menjawab: Timkamnas biasa-biasa saja, menunggu keputusan KPU dan tidak mengerahkan massa," katanya.Kalau ada pun, kata dia, bukanlah timkamnas melainkan relawan.
Kemudian ditanya lagi tentang rencana Timkamnas setelah 22 Juli maka saya menjawab tergantung keputusan KPU. Dirinya masih percaya Prabowo-Hatta menang berdasar data yang kami punya."Tapi kalau ternyata Jokowi yang menang maka saya tentu harus menerimanya secara fair," katanya.
"Saya akan menyampaikan kepada Prabowo-Hatta bahwa saya gagal mengantar Prabowo menang. Terlepas dari soal menang atau kalah tanggal 22 Juli itu saya akan mengembalikan mandat karena Timkamnas itu memang hanya sampai keluarnya keputusan KPU," katanya.
Timkamnas tidak akan ikut jika ada proses hukum ke MK. "Kalau harus ke MK, baik Prabowo yang digugat (krn menang) maupun yang menggugat (karena kalah) maka saya tidak ikut," katanya. Yang mengurus ke MK itu Tim Hukum, bukan Timkamnas. Demi kode etik, sebagai mantan ketua MK saya tidak bisa mengurus perkara di MK.
"Itulah yang saya katakan kepada Metro TV, Kompas TV, dan Trans 7. Tapi Metro TV mengambil bagian-bagian tertentu yang memberi kesan seakan-akan saya mengatakan Prabowo-Hatta sudah kalah," katanya. Pilpres 2014, diikuti dua pasang capres/cawapres, Prabowo-Hatta nomor urut 1 dan Joko Widodo-Jusuf Kalla nomor urut 2. (L/ant )
Tidak ada komentar