TABLOIDLUGAS.COM | Jakarta - Iklan "Jokowi Meninggal" dibuat untuk mengarahkan seolah-olah itu dilakukan oleh lawan politiknya. Iklan-iklan serupa yang menyudutkan Jokowi dan bertebaran di media sosial, merupakan buatan tim sukses capres PDIP itu.
Dengan iklan-iklan menyudutkan itu, diharapkan dapat menimbulkan simpati publik, sebagaimana dalam Pilkada DKI Jakarta silam, yang hasilnya adalah kemenangan Jokowi-Ahok mengalahkan Foke-Nara.
Jadi, masyarakat memilih kandidat karena simpati yang lebih cenderung ke arah perasaan kasihan? Belum tentu juga, hanya saja banyak kalangan masih melihat masyarakat pemilih Indonesia rata-rata adalah pemilih irrasional, dan ini dimanfaatkan oleh politisi.
Kembali ke iklan "Jokowi Meninggal" yang sempat ramai jadi perbincangan publik, setelah ditelusuri, demikian Asatunews melaporkan, pembuat foto ucapan meninggalnya Jokowi tersebut ternyata dari kelompok Adian Napitupulu, kader PDIP.
Menurut pembicaraan itu, soal pembuat "iklan dukacita" itu didapatkan secara langsung dari pengakuan kelompok Adian, dengan tujuan untuk menutup teriakan @TrioMacan2000 dan para pembenci Jokowi di Twitter. "Ini kami ketahui saat ada di posko PDIP eks kantor PDIP di Diponegoro. Termasuk si Mustar Bona Ventura," demikian salah satu topik pembicaraan itu. Sebelumnya, "iklan dukacita" itu beredar juga lewat Blackberry Masengger.
Lalu, apa motifnya? Modus kampanye hitam sebagaimana dilakukan terhadap Jokowi tersebut meniru modus sebelumnya yang pernah dlontarkan pihak Jokowi sendiri saat kampanye Pilkada Gubernur DKI tahun 2012 lalu. Tujuannya untuk meraih simpati publik sekaligus menutupi kelemahan atau kekurangan calon yang dijagokan mereka. Dengan melakukan kampanye hitam terhadap diri sendiri, pelaku mudah balik memfitnah pihak lawan sebagai pelaku kampanye hitam tersebut.
Berikut ini kutipan foto dan berita "Iklan Kematian Joko Widodo" yang beredar luas di berbagai media.
"Telah meninggal dunia dengan tenang pda hari Minggu, 4 Mei 2014 pukul 15.30 WIB, suami, ayah, dan capres kami tercinta satu-satunya, Ir. Herbertus Joko Widodo (Oey Hong Liong),” demikian tulis berita duka di Facebook.
“Jenazah akan disemayamkan di kantor PDIP Lenteng Agung Jagakarsa, Jakarta Selatan dan akan dikremasi pada hari Selasa, 6 Mei 2014. Kami yang mengasihi: Istri, Iriana Jokowi,” lanjut berita duka itu.
“Turut berduka cita: Megawati Soekarno Putri beserta segenap staff, kader, dan Tim Sukses Capres 2014,” tutup berita duka itu. [L/A1]
Dengan iklan-iklan menyudutkan itu, diharapkan dapat menimbulkan simpati publik, sebagaimana dalam Pilkada DKI Jakarta silam, yang hasilnya adalah kemenangan Jokowi-Ahok mengalahkan Foke-Nara.
Jadi, masyarakat memilih kandidat karena simpati yang lebih cenderung ke arah perasaan kasihan? Belum tentu juga, hanya saja banyak kalangan masih melihat masyarakat pemilih Indonesia rata-rata adalah pemilih irrasional, dan ini dimanfaatkan oleh politisi.
Kembali ke iklan "Jokowi Meninggal" yang sempat ramai jadi perbincangan publik, setelah ditelusuri, demikian Asatunews melaporkan, pembuat foto ucapan meninggalnya Jokowi tersebut ternyata dari kelompok Adian Napitupulu, kader PDIP.
Menurut pembicaraan itu, soal pembuat "iklan dukacita" itu didapatkan secara langsung dari pengakuan kelompok Adian, dengan tujuan untuk menutup teriakan @TrioMacan2000 dan para pembenci Jokowi di Twitter. "Ini kami ketahui saat ada di posko PDIP eks kantor PDIP di Diponegoro. Termasuk si Mustar Bona Ventura," demikian salah satu topik pembicaraan itu. Sebelumnya, "iklan dukacita" itu beredar juga lewat Blackberry Masengger.
Lalu, apa motifnya? Modus kampanye hitam sebagaimana dilakukan terhadap Jokowi tersebut meniru modus sebelumnya yang pernah dlontarkan pihak Jokowi sendiri saat kampanye Pilkada Gubernur DKI tahun 2012 lalu. Tujuannya untuk meraih simpati publik sekaligus menutupi kelemahan atau kekurangan calon yang dijagokan mereka. Dengan melakukan kampanye hitam terhadap diri sendiri, pelaku mudah balik memfitnah pihak lawan sebagai pelaku kampanye hitam tersebut.
Berikut ini kutipan foto dan berita "Iklan Kematian Joko Widodo" yang beredar luas di berbagai media.
"Telah meninggal dunia dengan tenang pda hari Minggu, 4 Mei 2014 pukul 15.30 WIB, suami, ayah, dan capres kami tercinta satu-satunya, Ir. Herbertus Joko Widodo (Oey Hong Liong),” demikian tulis berita duka di Facebook.
“Jenazah akan disemayamkan di kantor PDIP Lenteng Agung Jagakarsa, Jakarta Selatan dan akan dikremasi pada hari Selasa, 6 Mei 2014. Kami yang mengasihi: Istri, Iriana Jokowi,” lanjut berita duka itu.
“Turut berduka cita: Megawati Soekarno Putri beserta segenap staff, kader, dan Tim Sukses Capres 2014,” tutup berita duka itu. [L/A1]
Tidak ada komentar