TABLOIDLUGAS.COM | WARGA Samarinda dihebohkan dugaan aliran sesat yang diajarkan seorang guru bernama Mahmudin, pembina Majelis Ar Roudhoh di bawah naungan Yayasan Sekumpul. Dia mengajarkan ajaran "nyeleneh", menikahi istri jamaah dan mengaku Makkah dan Madinah sekarang ada di Kelurahan Megirejo.
Informasi tersebut bersumber dari pengakuan mantan jamaah Majelis Ar Roudhoh, Yusran, yang melaporkan majelis ini ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda, karena merasa ada penyimpangan ajaran. Untuk mengetahui pasti apa saja yang telah dialami Yusran, Sapos menelusuri alamatnya di Lambung Mangkurat, Kecamatan Samarinda Ilir dan berhasil menemuinya kemarin siang.
Saat ditemui, kebetulan ada Hadi dan Taufik yang juga merupakan alumnus jamaah pengajian tersebut. Yusran berujar, pengajian tersebut didirikan sekitar 10 orang, lalu menjadi 40 hingga berjumlah kurang lebih 100 pada 2010 silam hingga awal tahun ini. Namun pengajian ini akhirnya bubar bulan lalu karena Mahmudin menghilang. Awal pengajian, semua berjalan normal seperti majelis taklim seperti umumnya. Saat itu, Mahmudin mengajarkan kitab Penawar Hati, yang dikatakan memang sesuai dengan tuntunan Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Namun ada satu doktrin yang cukup kuat, yakni jamaah tidak boleh bertanya dan protes, seolah-olah semua yang diajarkan sang guru harus ditelan mentah-mentah.
Jamaah juga dilarang menceritakan ilmu yang mereka terima, karena hanya akan sia-sia. Sebab ilmu yang mereka terima sulit dipahami orang awam. Karena itulah aktivitas pengajian ini bisa bertahan lama hingga bertahun-tahun. "Kami harus menuruti apapun yang dikatakannya. Bahkan guru-guru di Samarinda seperti Guru Udin, Guru Abdurrahim, Guru Jamaludin, Guru Zuhri dikatakan guru bahlul (bodoh, Red). Jadi seolah-olah kalau kami bertanya ke guru-guru itu kami juga bodoh," tuturnya.
Sebenarnya banyak keganjilan yang ditemui Yusran ketika bergabung di majelis ini. Namun karena doktrin tersebut, Yusran memilih berdiam diri, meski terkadang timbul dalam hatinya perselisihan antara benar tidaknya apa yang dilakukan sang guru. Hal yang paling mengganjal di hati Yusran, ketika Mahmudin menyatakan telah dinikahkan secara gaib oleh Rasulullah SAW, dengan salah satu istri jamaah berinisial Ma, istri dari Am.
Tak berapa lama, terjadilah pernikahan nyata dengan disaksikan suami sah Ma dan beberapa jamaah lainnya termasuk Yusran. Setelah pernikahan tersebut, Ma akhirnya ikut bersama Mahmudin dan tinggal di salah satu rumah kontrakan yang juga dijadikan tempat pengajian di Mugirejo.
Selain keanehan tersebut, Mahmudin juga menyebut Ma yang kini menjadi istrinya kerap dirasuki 24 nabi, malaikat jibril dan beberapa guru dan wali Allah SWT. Ketika dirasuki, maka dia bisa berkomunikasi langsung dengan sang perasuk tersebut. Dirinya juga kerap dirasuki, termasuk Rasulullah SAW. Sehingga terkadang sulit dibedakan yang mana Mahmudin yang mana rasul.
Mahmudin pernah menyatakan, kalau dia sebagai pemegang tongkat amanah Abah Guru Sekumpul, sudah mendapat Lailatul Qadar sebanyak 3 kali. Dia juga sebagai wali kutub dan amanah seluruh dunia ada di tangannya. Yang menghebohkan, Mahmudin berkata kalau Makkah dan Madinah secara gaib ada di Mugirejo, juga pernah ditasmiyahi secara gaib oleh rasul.
Yusran sendiri awalnya tidak berniat keluar dari majelis tersebut. Namun terlebih dulu saudara-saudaranya keluar karena permasalahan uang. Ketika keluarga Yusran sedang meminta pertimbangan soal bisnis, Mahmudin menganjurkan untuk menjalani bisnis tersbebut dengan pertimbangan nantinya untuk majelis. Selain itu, rumah yang dikontrak Mahmudin juga belakangan bermasalah dan mau tidak mau jamaah yang membeli rumah tersebut. Lagi-lagi dengan pertimbangan untuk kemajuan majelis.
Sialnya, ketika beberapa jamaah berselisih paham dan mempersoalkan majelis tersebut, karena beberapa diantara mereka ada yang sampai menjual rumah dan menggadaikan SK PNS mereka, Mahmudin justru memecat mereka dan tidak membolehkan mereka kembali datang ke majelis tersebut.
Saya sayangkan karena keluarga dan teman saya sudah sampai habis ratusan juta. Bukannya dirangkul, namun dipecat dari jamaah. Karena itu saya juga keluar, dengan maksud hendak mengajak saudara saya ikut majelis lagi. Eh tahu-tahu saya juga malah keluar beneran," terangnya.
Pasca keluar dan mengungkapkan kesesatan Mahmudin kepada MUI, Yusran mengaku lega dan seperti mendapat hidayah. Apalagi sebelumnya, Yusran pergi menemui gurunya di Banjarmasin dan menceritakan semua yang dialaminya. Saat itu gurunya mengatakan "Dustainya" yang berarti semua ajaran Mahmudin adalah bohong dan sesat. (L/Sapo)
Informasi tersebut bersumber dari pengakuan mantan jamaah Majelis Ar Roudhoh, Yusran, yang melaporkan majelis ini ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda, karena merasa ada penyimpangan ajaran. Untuk mengetahui pasti apa saja yang telah dialami Yusran, Sapos menelusuri alamatnya di Lambung Mangkurat, Kecamatan Samarinda Ilir dan berhasil menemuinya kemarin siang.
Saat ditemui, kebetulan ada Hadi dan Taufik yang juga merupakan alumnus jamaah pengajian tersebut. Yusran berujar, pengajian tersebut didirikan sekitar 10 orang, lalu menjadi 40 hingga berjumlah kurang lebih 100 pada 2010 silam hingga awal tahun ini. Namun pengajian ini akhirnya bubar bulan lalu karena Mahmudin menghilang. Awal pengajian, semua berjalan normal seperti majelis taklim seperti umumnya. Saat itu, Mahmudin mengajarkan kitab Penawar Hati, yang dikatakan memang sesuai dengan tuntunan Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Namun ada satu doktrin yang cukup kuat, yakni jamaah tidak boleh bertanya dan protes, seolah-olah semua yang diajarkan sang guru harus ditelan mentah-mentah.
Jamaah juga dilarang menceritakan ilmu yang mereka terima, karena hanya akan sia-sia. Sebab ilmu yang mereka terima sulit dipahami orang awam. Karena itulah aktivitas pengajian ini bisa bertahan lama hingga bertahun-tahun. "Kami harus menuruti apapun yang dikatakannya. Bahkan guru-guru di Samarinda seperti Guru Udin, Guru Abdurrahim, Guru Jamaludin, Guru Zuhri dikatakan guru bahlul (bodoh, Red). Jadi seolah-olah kalau kami bertanya ke guru-guru itu kami juga bodoh," tuturnya.
Sebenarnya banyak keganjilan yang ditemui Yusran ketika bergabung di majelis ini. Namun karena doktrin tersebut, Yusran memilih berdiam diri, meski terkadang timbul dalam hatinya perselisihan antara benar tidaknya apa yang dilakukan sang guru. Hal yang paling mengganjal di hati Yusran, ketika Mahmudin menyatakan telah dinikahkan secara gaib oleh Rasulullah SAW, dengan salah satu istri jamaah berinisial Ma, istri dari Am.
Tak berapa lama, terjadilah pernikahan nyata dengan disaksikan suami sah Ma dan beberapa jamaah lainnya termasuk Yusran. Setelah pernikahan tersebut, Ma akhirnya ikut bersama Mahmudin dan tinggal di salah satu rumah kontrakan yang juga dijadikan tempat pengajian di Mugirejo.
Selain keanehan tersebut, Mahmudin juga menyebut Ma yang kini menjadi istrinya kerap dirasuki 24 nabi, malaikat jibril dan beberapa guru dan wali Allah SWT. Ketika dirasuki, maka dia bisa berkomunikasi langsung dengan sang perasuk tersebut. Dirinya juga kerap dirasuki, termasuk Rasulullah SAW. Sehingga terkadang sulit dibedakan yang mana Mahmudin yang mana rasul.
Mahmudin pernah menyatakan, kalau dia sebagai pemegang tongkat amanah Abah Guru Sekumpul, sudah mendapat Lailatul Qadar sebanyak 3 kali. Dia juga sebagai wali kutub dan amanah seluruh dunia ada di tangannya. Yang menghebohkan, Mahmudin berkata kalau Makkah dan Madinah secara gaib ada di Mugirejo, juga pernah ditasmiyahi secara gaib oleh rasul.
Yusran sendiri awalnya tidak berniat keluar dari majelis tersebut. Namun terlebih dulu saudara-saudaranya keluar karena permasalahan uang. Ketika keluarga Yusran sedang meminta pertimbangan soal bisnis, Mahmudin menganjurkan untuk menjalani bisnis tersbebut dengan pertimbangan nantinya untuk majelis. Selain itu, rumah yang dikontrak Mahmudin juga belakangan bermasalah dan mau tidak mau jamaah yang membeli rumah tersebut. Lagi-lagi dengan pertimbangan untuk kemajuan majelis.
Sialnya, ketika beberapa jamaah berselisih paham dan mempersoalkan majelis tersebut, karena beberapa diantara mereka ada yang sampai menjual rumah dan menggadaikan SK PNS mereka, Mahmudin justru memecat mereka dan tidak membolehkan mereka kembali datang ke majelis tersebut.
Saya sayangkan karena keluarga dan teman saya sudah sampai habis ratusan juta. Bukannya dirangkul, namun dipecat dari jamaah. Karena itu saya juga keluar, dengan maksud hendak mengajak saudara saya ikut majelis lagi. Eh tahu-tahu saya juga malah keluar beneran," terangnya.
Pasca keluar dan mengungkapkan kesesatan Mahmudin kepada MUI, Yusran mengaku lega dan seperti mendapat hidayah. Apalagi sebelumnya, Yusran pergi menemui gurunya di Banjarmasin dan menceritakan semua yang dialaminya. Saat itu gurunya mengatakan "Dustainya" yang berarti semua ajaran Mahmudin adalah bohong dan sesat. (L/Sapo)
Tidak ada komentar