TABLOIDLUGAS.COM | Malang - Tiga hari sejak Gunung
Kelud, Jawa Timur, meletus, ada ribuan orang relawan yang langsung
bergerak di tiga kabupaten terdampak bencana. Mereka datang dari
berbagai penjuru dan latar belakang berbeda-beda.
Khusus di Kabupaten Malang yang terdapat 18 ribu pengungsi, tercatat
lebih tiga ribu orang relawan. Seribu orang adalah gabungan dari tim
SAR, pecinta alam, karang taruna, mahasiswa kedokteran Universitas
Brawijaya, anggota Orari dan komunitas lain.
Mereka bekerja sama dengan 1222 prajurit TNI, 1692 orang polisi dan
relawan PMI. Agar sumber daya sebanyak itu efektif dalam melakukan
oparasi tanggap darurat, perlu koordinasi dalam distribusinya di
lapangan.
"Biasanya relawan yang sudah sering ikut operasi akan datang melapor
ke posko, kemudian berangkat membawa bantuan ke lokasi," ujar Kahfi,
koordinator posko relawan di Pujon, Kab. Malang, Minggu (16/2/2014).
Penentuan siapa harus yang berangkat ke mana dan logistik apa yang
perlu dibawa, didasarkan data pemetaan lokasi. Sehingga tak ada lokasi
yang tidak terjamah tim SAR, kekurangan logistik bantuan atau ada korban
tidak tertangani.
Koordinasi juga buat mencegah penumpukan sumber daya manusia dan
logistik di satu lokasi. Masalah yang demikian ini kerap terjadi karena
aksi spontanitas donatur yang mendatang langsung ke lokasi tanpa melapor
terlebih dahulu ke posko utama.
"Meski pun tidak terdata, tetapi kami menghargai niat baik dan spontanitas mereka," sambung Kahfi.
Solidaritas spontan merupakan sifat utama masyarakat Indonesia. Sifat
yang didorong kepeduian kepada sesama yang ditimpa oleh bencana,
menyatukan semua lapisan warga tak peduli agama dan suku. Semoga saja
keutamaan ini tidak lekas tergerus dengan individualisme. (L/metrotvnews)
Tidak ada komentar