TABLOIDLUGAS.com | Makassar - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Muhammad Jusuf Kalla (JK) punya analisa soal pemantik konflik agama, etnis, suku, warga di Indonesia.
Menurut JK, emosi warga di Indonesia mudah tersulut oleh provokasi sehingga konflik sangat rawan terjadi di berbagai tempat, termasuk di Makassar.
Pengalaman JK mendamaikan sejumlah konflik horisontal di Indonesia membuatnya mudah mengetahui, apa sebenarnya pemicu konflik.
Upanya utuk menumbuhkan benih konflik etnis dan agama di Makassar melalui bom, kata JK merupakan bentuk adu domba.
"Sekarang ini, orang adu domba paling gampang. Semua di sini punya handphone, dengan mudah, forward informasi apapun kepada siapa. Pengalaman saya terakhir di Sumbawa di Lampung, itu hanya akibat forward SMS, facebook, akhirnya membesar," kata JK dalam dialog terkait rentetan teror bom di Makassar di Balai Kota Makassar, Kamis (14/2/2013).
Hadir dalam dialog ini unsur Musyarawah Pimpinan Daerah diantaranya Kapolda Sulsel Irjen Pol Mudji Waluyo, Pangdam VII Wirabuana Mayjen Muhammad Nizam, Kepala Kejati Sulsel M Kohar, mantan Dubes RI untuk Rusia Hamid Awaluddin, Sekda Kota Makassar Agar Jaya, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Makassar Arifuddin Ahmad, Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Makassar Mustamin Arsyad, Ketua Badan Pekerja Klasis Makassar Pendeta Musa Sikombomg, pemuka lintas agama, camat, dan lurah se-Kota Makassar.
Menurut JK, emosi warga di Indonesia mudah tersulut oleh provokasi sehingga konflik sangat rawan terjadi di berbagai tempat, termasuk di Makassar.
Pengalaman JK mendamaikan sejumlah konflik horisontal di Indonesia membuatnya mudah mengetahui, apa sebenarnya pemicu konflik.
Upanya utuk menumbuhkan benih konflik etnis dan agama di Makassar melalui bom, kata JK merupakan bentuk adu domba.
"Sekarang ini, orang adu domba paling gampang. Semua di sini punya handphone, dengan mudah, forward informasi apapun kepada siapa. Pengalaman saya terakhir di Sumbawa di Lampung, itu hanya akibat forward SMS, facebook, akhirnya membesar," kata JK dalam dialog terkait rentetan teror bom di Makassar di Balai Kota Makassar, Kamis (14/2/2013).
Hadir dalam dialog ini unsur Musyarawah Pimpinan Daerah diantaranya Kapolda Sulsel Irjen Pol Mudji Waluyo, Pangdam VII Wirabuana Mayjen Muhammad Nizam, Kepala Kejati Sulsel M Kohar, mantan Dubes RI untuk Rusia Hamid Awaluddin, Sekda Kota Makassar Agar Jaya, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Makassar Arifuddin Ahmad, Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Makassar Mustamin Arsyad, Ketua Badan Pekerja Klasis Makassar Pendeta Musa Sikombomg, pemuka lintas agama, camat, dan lurah se-Kota Makassar.
Tidak ada komentar