TABLOIDLUGAS.com | Internasional - Salah
satu kantor berita Amerika Serikat mengakui bahwa kini TV Al Jazeera
bukan lagi suara perubahan di Timur Tengah, mereka sepenuhnya bekerja
untuk kepentingan Emir Qatar.
Kantor berita United
Press International mengutip seorang wartawan TV Al Jazeera menulis,
"Televisi ini berubah menjadi media propaganda bagi pemiliknya, yaitu
keluarga kerajaan Qatar." Demikian dilaporkan Fars News (17/2).
Majalah terbitan Jerman, Der Spiegel melaporkan, dalam beberapa bulan
terakhir mantan wartawan Al Jazeera pernah mengatakan bahwa televisi itu
bekerja untuk kepentingan politik pemiliknya, yaitu Emir Qatar, Syeikh
Hamad bin Khalifa Al Thani.
TV Al Jazeera memulai aktifitasnya sejak tahun 1996 dengan misi menjadi sumber informasi dunia.
Akhtam Suliman, koresponden Al Jazeera di Berlin, Jerman mengatakan,
"Sebelum musim semi Arab (Arab Spring) mulai bergulir, kami adalah suara
perubahan dan corong protes bagi aktifis-aktifis politik di kawasan,
namun Al Jazeera sekarang telah berubah menjadi sebuah media
propaganda."
Salah seorang wartawan Al Jazeera lain
mengaku bahwa keputusan di televisi ini tidak diambil berdasarkan
prioritas wartawan, akan tetapi berdasarkan kepentingan Kementerian Luar
Negeri Qatar.
Ditambahkannya, "Al Jazeera menutup
mata atas demonstrasi besar-besaran rakyat melawan pemerintah Bahrain
yang merupakan sekutu Emir Qatar, namun di Suriah, dimana Qatar
terang-terangan memberi dukungan kepada pihak oposisi, Al Jazeera
bekerja untuk kepentingan pemberontak."
Beberapa bulan
terakhir, sejumlah besar wartawan TV Al Jazeera mengundurkan diri.
Mereka keluar dari kantor-kantor Al Jazeera di London, Paris, Moskow,
Beirut dan Kairo karena sikap televisi itu yang tidak netral. (IRIB)
Tidak ada komentar